TUGAS KARYA ILMIAH
“ PERILAKU REMAJA MASA
KINI”
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkatnya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah kami yang
berjudul “perilaku remaja masa kini”.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan tetapi kami
berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.
Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membantu
dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga berterima
kasih kepada teman-teman yang memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya
ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang
ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu
kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
kami menyadari bahwa dalam
menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Jayapura, 19 januari 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perilaku remaja masa kini semakin bertolak belakang
dengan norma yang berlaku di Indonesia. Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang
negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku
remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur
dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak
menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang
tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebut dengan sesuatu tindakan
sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia, tindakan manusia tidak sama
dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus
di tunjukan oleh manusia.
Saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada
pada individu, seperti ketergantungan dengan pergaulan yang ada seperti di
kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain,
menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu
telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan
di luar menganut pergaulan bebas.
Sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu
tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang
sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun
menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun
sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu
bergaul.
Tidak semua remaja yang bisa melakukan
pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahui pergaulan yang begitu
luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama
kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkuan yang ada di sekitar
individu.
1.2
Masalah
Dari latar belakang diatas, kami
dapat mengindentifikasi beberapa masalah diantaranya :
·
Perubahan perilaku remaja masa
kini
·
Factor yang mempengaruhi perilaku
remaja masa kini
·
Cara mendidik anak supaya
memiliki konsep positif
·
Macam – macam perilaku remaja
masa kini
1.3
Rumusan masalah
I.
Bagaimana perkembangan perilaku
remaja masa kini ?
II.
Apa saja macam – macam perilaku
remaja masa kini ?
III.
Factor apa saja yang mempengaruhi
perilaku remaja masa kini?
IV.
Bagaimana cara mengatasi perilaku
remaja masa kini?
1.4
Tujuan
1)
Tujuan umum
karya ilmiah ini
dibuat untuk mengetahui perilaku remaja masa kini.
2)
Tujuan khusus
·
Untuk Mengetahui dan menganalisis
perkembangan perilaku remaja masa kini
·
Untuk mengetahui dan menganalisis
macam – macam perilaku remaja masa kini
·
Untuk mengetahui dan menganalisis
factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
·
Untuk mengetahui dan menganalisis
cara mendidik anak supaya memiliki konsep positif
1.5
Manfaat
Karya ilmiah ini dibuat agar
remaja bisa lebih mengerti berperilaku berdasarkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
perilakuRemaja Masa Kini
Dewasa ini perkembangan perilaku remaja semakin parah saja, semua itu tidak
terlepas dari pergeseran nilai yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Gambaran sederhana tampak pada tatacara bergaul dan berpakaian remaja pada
umumnya. Pada tahun 80an bergandengan tangan di tengah jalan apalagi berpelukan
sementara masih beratribut sekolah merupakan hal yang langka bahkan TABU bagi
sebagian besar orang dewasa. Tetapi sekarang fenomena seperti itu menjadi
TREND. Rasanya belum lepas dalam ingatan kita ketika Film dengan judul 'BURUAN
CIUM GUE' sangat digandrungi oleh remaja. Tentu kita bertanya kenapa lantas
film seperti itu sangat digemari remaja kita? Jawabannya adalah 'nilai' yang
dikemas dalam film itu telah menjadi bagian dari gaya hidup remaja kita.
Demikian halnya dengan gaya berpakaian remaja
putri (ABG ) cenderung mengeksploitasi KEINDAHAN TUBUHnya. Mereka sering
terlihat tampil dengan busana – busana minim yang transparan lagi ketat. Model
rambut yang punky dengan anting yang bersusun bagi remaja putra menjadi hal
biasa. Penampilan dan gaya bicara yang artificial sebagai pelengkap dari
tongkrongan remaja kita. Mall dan tempat-tempat umum lainnya, seperti pantai,
kedai-kedai terbuka di sepanjang pantai, cafe, bahkan diskotik menjadi tempat
mangkal mereka. Lebih ironis lagi ketika orang tua memberikan dukungan secara
tak langsung alias mentolerir dengan dalih TREND hidup remaja.
Itu baru satu sisi kehidupan remaja kita,
masih banyak sisi yang lebih buram bahkan telah mencapai titik nadir. Betapa
sering kita baca berita utama koran atau lewat layar kaca, terjadi tawuran
massal antar sekolah. Di Palembang, tawuran antar pelajar yang melibatkan
setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH
MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (Lihat Sumatra ekspres Palembang 23 /9/ 2006 dalam
Budie 2008). Hal yang sama juga terjadi di Palu antara siswa SMA 2 dan SMK 3
beberapa tahun yang lalu. Demikian halnya di Tolitoli tahun 2006 terjadi aksi
saling lempar sekolah antara MAN 1 Tolitoli dengan SMKN 1 Tolitoli. Ada pula
siswa mengkonsumsi sabu-sabu, ekstasi, dan obat-obatan psikotropika lainnya
bahkan terlibat dalam pengedaran. Berdasarkan data yang ada pada Kementrian
Kordinator Kesejahteraan Rakyat bahwa pada tahun 2006 sekitar 3,2 juta penduduk
Indonesia pernah mengkonsumsi atau menggunakan dan obat-obat terlarang lainnya.
Selain itu sebagai rangkaian dari kecanduan obat-obat terlarang itu, mereka
(baca:siswa) sering ditemukan baik secara berpasangan maupun berkelompok
melakukan pesta seks. Lebih ironis lagi jika hal-hal tersebut terjadi pada
jam-jam sekolah. Inilah potret remaja kita dewasa ini yang notabene akan
menjadi generasi penerus perjuangan bangsa.
Pergeseran perilaku remaja karena
adanya norma-norma yang semakin kabur sehingga remaja melakukan penyimpangan, Norma-norma sosial tersebut sama dan
berlaku disetiap daerahdi Indonesia umumnya.
Namun karena sifatnya yang abstrak membuat kebudayaan dan norma-norma tersebut
semakin tergerus. Apalagi era globalisasai dimana semuanya bisa dilihat, dan
dicoba. Ketika gaya pakaian ala kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan norma
kesopanan dan adat istiadat suatu daerah yang dulunya hanya bisa dilihat di
televisi dan majalah tetapi sekarang remaja bisa melihat fashion, style, trend
melalu majalah dan televisi, bukan hanya melihat, mereka bisa mencoba dan
merasakan trend tersebut tinggal pilih dan beli. Sekarang mencoba sesuatu yang
baru tetapi tidak sesuai dengan norma-norma dan adat istiadat adalah menjadi hal
yang biasa untuk para remaja. Menggunakan celana pendek ataupun rok mini ditempat umum adalah gaya hidup.
Karena norma-norma dan adat istiadat sifatnya tidak nampak, akhirnya norma dan
adat istiradat yang semakin kabur di era
globalisasi ini membuat perilaku pelajar semakin menyimpang.
Pernyataan kedua adalah mengenai makna adalah lebih penting, karena pentingnya
hakikat kaausal dari makna. Sejauh mana makna menjadi kausal perilaku?. Tidak
bermakna itu bukan berarti identik dengan menjadi tidak adanya kehidupan atau
tidak adanya manusiawi. Dikaitkan dengan perilaku pelajar, penyimpangan yang
mereka lakukan menjadi tidak bermakna ketika norma-norma dan adat istiadat
tidak lagi diberlakukan padakehidupan mereka. Sesuatu tidak memiliki makna
hanyalah jika sesuatu itu tidak dapat dihubungkan dengan aksi peranan metode
dan kegunaannya. Suatu kategori fakta adalah tidak memiliki makna akan tetapi penting untuk
menjelaskan aksi menyangkut berbagai fenomena psikologinya seperti kegembiraan,
kebiasaan, dan lain-lain. Begitu pula perilaku
pelajar yang menyimpang itu termasuk tidak bermakna karena tidak ada kegunaannya, makna kegunaannyalah
yang tidak ada dari perilaku pelajaryang menyimpang itu, tetapi perilaku
psikologis mereka seperti bahagia, sedih, kebiasaan mereka itu menjelaskan
kalau bahwasanya mereka melakukan aksi, meskipun aksinya tersebut tidak
menghasilkan sesuatu yang berguna.
2.2
Contoh Perilaku Remaja Masa Kini
Dewasa
ini searah perkembangan zaman dan tehnologi banyak sekali terjadi penyalah
gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa
remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat
yang akan timbul dari perbuatannya itu. Berikut ini adalah macam – macam
perilaku remaja masa kini :
v Cabe
– Cabean dan terong - terongan
Cabe-cabean adalah
sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di balapan liar. Sedangkan terong-terongan adalah
sebutan bagi remaja pria yang senang dengan kehidupan malam, suka tawuran dan
menghisap ganja. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan SMA.
Cabe-cabean kini
tidak hanya ditemui di arena balap liar tetapi hampir semua tempat nongkrong
anak muda. Cewek Alay Bahan Exxxan (CABE) ini diidentikkan dengan perilaku yang
mengarah negative. fenomena Cabe-cabeanbisa dibilang akibat dari kurangnya perhatian dan
kasih sayang dari orangtua.
v Premanisme
di sekolah
Perilaku premanisme tidak datang dengan
sendirinya, ada pola dan modus tertentu. Para analis mengatakan perilaku remaja
ini tumbuh karena sifat kompetitif individu dan kelompok sosial pelajar; geng
motor, club olahraga, organisasi ke pemudaan dll. Namun melalui kacamata
strukturalis-fungsional, yang lebih berbahaya adalah perilaku premanisme dianggap mulai tumbuh di sekolah akibat fungsi
elemen sekolah tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar. Munculnya anggapan ini karena sekolah tidak mampu
menyelesaikan problem perkembangan psikologis siswa. Akar masalahnya berawal
dari kasalahan treatmen dalam menghadapi disfungsi psikologis siswa, seperti
sifat bandel, bolos sekolah, terlambat, berbohong dll, yang kemudian dilakukan
tindakan kekerasan fisik maupun mental.
v Penyalahgunaan
narkotika dan Miras (Minuman Keras)
Penyalahgunaan
narkotika dan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup
berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari
tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalankenakalan,
perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya
premanisme pada kalangan remaja .sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika
dan minuman keras adalah remaja, yang terbagi dalam golongan umur 14-16 tahun
(47,7%); golongan umur 17-20 tahun (51,3); golongan umur 21-24 tahun (31%).
pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak dari
golongan pelajar, baik SLTP, SLTA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai
70%, sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka
berasal dari golongan menengah keatas. Hal ini berarti bahwa remaja merupakan
sumber daya manusia yang potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara
maksimal akibat semakin luasnya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
v Mucikari
Mucikari
adalah seseorang yang menawarkan jasa PSK (Pekerja Seks Komersial). Di usia remaja hasrat seksual sedang tinggi-tingginya
sehingga tak heran bila banyak anak muda mencari media yang dapat
menyalurkannya, salah satunya lewat pergaulan. Data dari Komisi
Nasional Perlindungan Anak mengungkap 21 gadis remaja yang berusia antara 14
hingga 16 tahun tertangkap tahun ini bekerja sebagai mucikari atau ibu inang
bagi PSK. Jumlahnya di lapangan, diprediksi lebih besar lagi. Data dari badan PBB yang mengurus soal buruh, ILO, ada sekitar 40
ribu hingga 70 ribu anak yang menjadi korban eksploitasi seksual di Indonesia
setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka dipicu karena kemiskinan dan
konsumerisme yang tinggi.
2.3
Faktor – factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
Ada
dua faktor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini yaitu :
1.
Factor internal
a) Faktor
Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatisdalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja
dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang
meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan
sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara
kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang.
b) Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi
jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara
cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara
baik dalam kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang
mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya.
Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan
menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama
sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c) Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang
berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara),
sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks
narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak
tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak
dan terasingkan.
2. Faktor Ekstern
a. Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda
yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan
batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat
kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian
kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya.
Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya
kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang
tua kepada anaknya.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang
Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap
pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan
tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah
menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang
berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan
perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas
dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan
kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan
tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan
norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative.
Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau
konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi
Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan
antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian
bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu
Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi
komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan
banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih
anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih
rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai
dan norma yang berlaku.
2.4
Cara mengatasi perilaku
remaja masa kini
A. Perlunya
kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.karena dengan adanya
rasa kasih sayang dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan dan
dibimbing.dan dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia
mulai melakukan kenakalan.
B. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap
media komunikasi seperti TV, Internet, Radio, Handphone dan lain- lain.
C. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah,
karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di
rumah.
D. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak
dini seperti beribadah dan mengunjung tempat ibadah sesuai dengan iman dan
kepercayaannya
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Remaja
merupakan masa pertumbuhan yang rentan. Pada masa ini, seorang remaja berada
dalam wilayah percarian jati diri. Di masa inilah
remaja membentuk pribadi dirinya. Karena itulah banyak remaja membentuk
perilaku sesuai dengan perkembangan globalisasi. Contohnya : cabe-cabean dan
terong-terongan, premanisme di sekolah, narkotika dan miras, mucikari dll.
Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku remaja tersebut diantaranya ; faktor
internal (faktor kepribadian, faktor kondisi fisik, faktor status dan
peranannya dimasyarakat) dan faktor eksternal (Kondisi Lingkungan Keluarga,
Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif, Kondisi
Geografis atau Kondisi Fisik Alam, Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi
Politik, Faktor Perubahan Sosial Budaya
yang Begitu Cepat (Revolusi) ). Adapun cara mengatasinya yaitu perlunya kasih
sayang orang tua, bimbingan dari sekolah, pengawasan yang intensif dari media
sosial, dan bekal bimbingan agama.
3.2
Saran
Remaja indonesia adalah salah satu aset penerus bangsa
yang harus dijaga dan dibimbing agar menjadi pribadi yang baik. Karena itu
pemerintah, masyarakat dan juga orang tua harus bekerja sama untuk membimbing
remaja untuk berperilaku positif.
Landasan teorinya mana?
BalasHapusLamdasan Teorinya, Metode, Hasil observasinya, mana yaa
BalasHapus