Minggu, 19 Oktober 2014

TUGAS KARYA ILMIAH : “ PERILAKU REMAJA MASA KINI”

TUGAS KARYA ILMIAH
“ PERILAKU REMAJA MASA KINI”



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah kami yang berjudul “perilaku remaja masa kini”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan tetapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.




Jayapura, 19 januari 2014







Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perilaku remaja masa kini semakin bertolak belakang dengan norma yang berlaku di Indonesia. Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebut dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia, tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus  di tunjukan oleh manusia.
 Saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial  yang ada pada individu, seperti ketergantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain, menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang  pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.

 Sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul.
 Tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahui pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkuan yang ada di sekitar individu.

1.2        Masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat mengindentifikasi beberapa masalah diantaranya :
·         Perubahan perilaku remaja masa kini
·         Factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
·         Cara mendidik anak supaya memiliki konsep positif
·         Macam – macam perilaku remaja masa kini

1.3           Rumusan masalah
                                I.            Bagaimana perkembangan perilaku remaja masa kini ?
                              II.            Apa saja macam – macam perilaku remaja masa kini ?
                           III.            Factor apa saja yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini?
                           IV.            Bagaimana cara mengatasi perilaku remaja masa kini?


1.4        Tujuan
1)     Tujuan umum
 karya ilmiah ini dibuat untuk mengetahui perilaku remaja masa kini.

2)     Tujuan khusus
·               Untuk Mengetahui dan menganalisis perkembangan perilaku remaja masa kini
·               Untuk mengetahui dan menganalisis macam – macam perilaku remaja masa kini
·               Untuk mengetahui dan menganalisis factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
·               Untuk mengetahui dan menganalisis cara mendidik anak supaya memiliki konsep positif

1.5        Manfaat
Karya ilmiah ini dibuat agar remaja bisa lebih mengerti berperilaku berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Perkembangan perilakuRemaja Masa Kini
Dewasa ini perkembangan perilaku  remaja semakin parah saja, semua itu tidak terlepas dari pergeseran nilai yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Gambaran sederhana tampak pada tatacara bergaul dan berpakaian remaja pada umumnya. Pada tahun 80an bergandengan tangan di tengah jalan apalagi berpelukan sementara masih beratribut sekolah merupakan hal yang langka bahkan TABU bagi sebagian besar orang dewasa. Tetapi sekarang fenomena seperti itu menjadi TREND. Rasanya belum lepas dalam ingatan kita ketika Film dengan judul 'BURUAN CIUM GUE' sangat digandrungi oleh remaja. Tentu kita bertanya kenapa lantas film seperti itu sangat digemari remaja kita? Jawabannya adalah 'nilai' yang dikemas dalam film itu telah menjadi bagian dari gaya hidup remaja kita.
Demikian halnya dengan gaya berpakaian remaja putri (ABG ) cenderung mengeksploitasi KEINDAHAN TUBUHnya. Mereka sering terlihat tampil dengan busana – busana minim yang transparan lagi ketat. Model rambut yang punky dengan anting yang bersusun bagi remaja putra menjadi hal biasa. Penampilan dan gaya bicara yang artificial sebagai pelengkap dari tongkrongan remaja kita. Mall dan tempat-tempat umum lainnya, seperti pantai, kedai-kedai terbuka di sepanjang pantai, cafe, bahkan diskotik menjadi tempat mangkal mereka. Lebih ironis lagi ketika orang tua memberikan dukungan secara tak langsung alias mentolerir dengan dalih TREND hidup remaja.
Itu baru satu sisi kehidupan remaja kita, masih banyak sisi yang lebih buram bahkan telah mencapai titik nadir. Betapa sering kita baca berita utama koran atau lewat layar kaca, terjadi tawuran massal antar sekolah. Di Palembang, tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (Lihat Sumatra ekspres Palembang 23 /9/ 2006 dalam Budie 2008). Hal yang sama juga terjadi di Palu antara siswa SMA 2 dan SMK 3 beberapa tahun yang lalu. Demikian halnya di Tolitoli tahun 2006 terjadi aksi saling lempar sekolah antara MAN 1 Tolitoli dengan SMKN 1 Tolitoli. Ada pula siswa mengkonsumsi sabu-sabu, ekstasi, dan obat-obatan psikotropika lainnya bahkan terlibat dalam pengedaran. Berdasarkan data yang ada pada Kementrian Kordinator Kesejahteraan Rakyat bahwa pada tahun 2006 sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi atau menggunakan dan obat-obat terlarang lainnya. Selain itu sebagai rangkaian dari kecanduan obat-obat terlarang itu, mereka (baca:siswa) sering ditemukan baik secara berpasangan maupun berkelompok melakukan pesta seks. Lebih ironis lagi jika hal-hal tersebut terjadi pada jam-jam sekolah. Inilah potret remaja kita dewasa ini yang notabene akan menjadi generasi penerus perjuangan bangsa.

Pergeseran perilaku remaja karena adanya norma-norma yang semakin kabur sehingga remaja melakukan penyimpangan, Norma-norma sosial tersebut sama dan berlaku disetiap daerahdi Indonesia umumnya. Namun karena sifatnya yang abstrak membuat kebudayaan dan norma-norma tersebut semakin tergerus. Apalagi era globalisasai dimana semuanya bisa dilihat, dan dicoba. Ketika gaya pakaian ala kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan norma kesopanan dan adat istiadat suatu daerah  yang dulunya hanya bisa dilihat di televisi dan majalah tetapi sekarang remaja bisa melihat fashion, style, trend melalu majalah dan televisi, bukan hanya melihat, mereka bisa mencoba dan merasakan trend tersebut tinggal pilih dan beli. Sekarang mencoba sesuatu yang baru tetapi tidak sesuai dengan norma-norma dan adat istiadat adalah menjadi hal yang biasa untuk para remaja. Menggunakan celana pendek ataupun rok mini ditempat umum adalah gaya hidup. Karena norma-norma dan adat istiadat sifatnya tidak nampak, akhirnya norma dan adat istiradat yang semakin kabur di era globalisasi ini membuat perilaku pelajar semakin menyimpang. Pernyataan kedua adalah mengenai makna adalah lebih penting, karena pentingnya hakikat kaausal dari makna. Sejauh mana makna menjadi kausal perilaku?. Tidak bermakna itu bukan berarti identik dengan menjadi tidak adanya kehidupan atau tidak adanya manusiawi. Dikaitkan dengan perilaku pelajar, penyimpangan yang mereka lakukan menjadi tidak bermakna ketika norma-norma dan adat istiadat tidak lagi diberlakukan padakehidupan mereka. Sesuatu tidak memiliki makna hanyalah jika sesuatu itu tidak dapat dihubungkan dengan aksi peranan metode dan kegunaannya. Suatu kategori fakta adalah tidak memiliki  makna akan tetapi penting untuk menjelaskan aksi menyangkut berbagai fenomena psikologinya seperti kegembiraan, kebiasaan, dan lain-lain. Begitu pula perilaku pelajar yang menyimpang itu termasuk tidak bermakna karena tidak ada kegunaannya, makna kegunaannyalah yang tidak ada dari perilaku pelajaryang menyimpang itu, tetapi perilaku psikologis mereka seperti bahagia, sedih, kebiasaan mereka itu menjelaskan kalau bahwasanya mereka melakukan aksi, meskipun aksinya tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang berguna.

2.2     Contoh Perilaku Remaja Masa Kini
Dewasa ini searah perkembangan zaman dan tehnologi banyak sekali terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu. Berikut ini adalah macam – macam perilaku remaja masa kini :
v  Cabe – Cabean dan terong - terongan
Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di balapan liar. Sedangkan terong-terongan adalah sebutan bagi remaja pria yang senang dengan kehidupan malam, suka tawuran dan menghisap ganja. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan SMA.
Cabe-cabean kini tidak hanya ditemui di arena balap liar tetapi hampir semua tempat nongkrong anak muda. Cewek Alay Bahan Exxxan (CABE) ini diidentikkan dengan perilaku yang mengarah negative.  fenomena Cabe-cabeanbisa dibilang akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua.

v  Premanisme di sekolah
Perilaku premanisme tidak datang dengan sendirinya, ada pola dan modus tertentu. Para analis mengatakan perilaku remaja ini tumbuh karena sifat kompetitif individu dan kelompok sosial pelajar; geng motor, club olahraga, organisasi ke pemudaan dll. Namun melalui kacamata strukturalis-fungsional, yang lebih berbahaya adalah perilaku premanisme dianggap mulai tumbuh di sekolah akibat fungsi elemen sekolah tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar. Munculnya anggapan ini karena sekolah tidak mampu menyelesaikan problem perkembangan psikologis siswa. Akar masalahnya berawal dari kasalahan treatmen dalam menghadapi disfungsi psikologis siswa, seperti sifat bandel, bolos sekolah, terlambat, berbohong dll, yang kemudian dilakukan tindakan kekerasan fisik maupun mental.

v  Penyalahgunaan narkotika dan Miras (Minuman Keras)
Penyalahgunaan narkotika dan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalankenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja .sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras adalah remaja, yang terbagi dalam golongan umur 14-16 tahun (47,7%); golongan umur 17-20 tahun (51,3); golongan umur 21-24 tahun (31%). pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak dari golongan pelajar, baik SLTP, SLTA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai 70%, sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka berasal dari golongan menengah keatas. Hal ini berarti bahwa remaja merupakan sumber daya manusia yang potensial menjadi tidak dapat berfungsi secara maksimal akibat semakin luasnya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.


v  Mucikari
Mucikari adalah seseorang yang menawarkan jasa PSK (Pekerja Seks Komersial). Di usia remaja hasrat seksual sedang tinggi-tingginya sehingga tak heran bila banyak anak muda mencari media yang dapat menyalurkannya, salah satunya lewat pergaulan. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkap 21 gadis remaja yang berusia antara 14 hingga 16 tahun tertangkap tahun ini bekerja sebagai mucikari atau ibu inang bagi PSK. Jumlahnya di lapangan, diprediksi lebih besar lagi. Data dari badan PBB yang mengurus soal buruh, ILO, ada sekitar 40 ribu hingga 70 ribu anak yang menjadi korban eksploitasi seksual di Indonesia setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka dipicu karena kemiskinan dan konsumerisme yang tinggi. 


2.3        Faktor – factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini yaitu :

1.      Factor internal
a)      Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah  suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatisdalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya).  Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.

b)      Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu  teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).  Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai  perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c)      Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.


2.      Faktor Ekstern
a.       Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b.      Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang  dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.


c.       Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.         

d.      Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

e.       Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.

2.4           Cara mengatasi perilaku remaja masa kini
A.  Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.karena dengan adanya rasa kasih sayang dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan dan dibimbing.dan dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia mulai melakukan kenakalan.
B. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti TV, Internet, Radio, Handphone dan lain- lain.
C. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
D. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini seperti beribadah dan mengunjung tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaannya








BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Remaja merupakan masa pertumbuhan yang rentan. Pada masa ini, seorang remaja berada dalam wilayah percarian jati diri. Di masa inilah remaja membentuk pribadi dirinya. Karena itulah banyak remaja membentuk perilaku sesuai dengan perkembangan globalisasi. Contohnya : cabe-cabean dan terong-terongan, premanisme di sekolah, narkotika dan miras, mucikari dll. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku remaja tersebut diantaranya ; faktor internal (faktor kepribadian, faktor kondisi fisik, faktor status dan peranannya dimasyarakat) dan faktor eksternal (Kondisi Lingkungan Keluarga, Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif, Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam, Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik,  Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi) ). Adapun cara mengatasinya yaitu perlunya kasih sayang orang tua, bimbingan dari sekolah, pengawasan yang intensif dari media sosial, dan bekal bimbingan agama.

3.2         Saran
Remaja indonesia adalah salah satu aset penerus bangsa yang harus dijaga dan dibimbing agar menjadi pribadi yang baik. Karena itu pemerintah, masyarakat dan juga orang tua harus bekerja sama untuk membimbing remaja untuk berperilaku positif.


2 komentar: